Senin, 22 Januari 2018

Jaranan thek




       Assalamualaikum wr.wb.
   Ini adalah sejarah seni jaranan thek




Pengertian Kesenian Jaranan.

berbagaireviews.com

Tari jaranan
Tari jaranan merupakan kesenian yang memiliki asal beragam dan sejarah yang cukup panjang. Kesenian ini lahir saat kerajaan kuno Jawa Timur berdiri sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian ini adalah tradisi leluhur dari masyarakat Jawa Timur. Di era modern ini masih ada masyarakat yang melestarikan kesenian daerah yang sudah berumur ratusan tahun untuk mengingat sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal ini, saat banyak orang lain melupakan kesenian ini, kita masih berkesempatan mengenalnya.

Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman bambu. Selain kaya akan nilai seni dan budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual. Tari Jaranan ini merupakan kesenian yang sangat terkenal di Jawa Timur, di beberapa daerah di Jawa Timur kesenian jaranan ini masih tetap hidup dan di lestarikan. Salah satunya adalah kabupaten Kediri yang menjadikan tarian ini sebagai tarian khas di sana.

Kesenian jaranan adalah suatu seni tari yang menggunakan instrumen berupa anyaman bambu atau daun pandan yang dibentuk sedemikian rupa hingga mirip seperti kuda. Tarian jaranan ini populer di daerah Jawa bagian timur, mulai dari Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Malang bahkan sampai Banyuwangi. Beberapa diantaranya memang mirip, namun tentu saja masih ada beberapa perbedaan.

Sejarah Asal Kesenian Tari Jaranan.

Seni Jaranan itu mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041. atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.

Sejarah tentang Tari Jaranan ini memiliki beberapa versi cerita yang berbeda. Menurut salah satu cerita legenda yang berkembang di masyarakat, tarian ini menceritakan tentang pernikahan Klono Sewandono dengan Dewi Songgo Langit. Dan penari berkuda pada Tari Jaranan ini menggambarkan tentang rombongan prajurit yang mengiringi boyongan Dewi Songgo Langit dan Klono Sewandono dari Kediri menuju wangker. Tari Jaranan ini merupakan warisan nenek moyang yang masih tetap ada dan berkembang hingga sekarang.

Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali yang melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Songgo Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.

Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Songgo Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Songgo Langit.

Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.

Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet dan jaranan.

Dalam perjalanan mengiringi temantenya Dewi Songgo Langit dengan Pujangganom itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto. Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar digua Selomangklung. Sekarang nama tempat itu adalah selomangkleng.

Karena Dewi Sonmggo Langit sudah diboyong ke Wengker oleh Puijangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan diberikan kepada kedua adiknya yang bernama Lembu Amiluhut dan Lembu Amijaya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit mengubah nama tempat itu menjadi Ponorogo Jaranan muncul di kediri itu hanya untuk menggambarkan boyongnya dewi Songgo langit dari kediri menuju Wengker Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana Sewandana dikarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong.

Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo Muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini.

Perkembangan Kesenian Jaranan.



Sejarah kelam memang pernah menimpa kesenian jaranan. Kesenian ini dilarang tampil oleh pemerintah orde baru pada saat seusai pemberontakan PKI. Hal ini dikarenakan adanya isu yang menyatakan bahwa para seniman pelaku jaranan terlibat dalam organisasi internal PKI, padahal saat itu PKI dianggap sebagai musuh dan pengkhianat negara. Banyak diantara seniman jaranan yang ditangkat dan menjadi tahanan politik di masa itu. Beberapa diantaranya dibuang ke pulau buru. Akan tetapi kini kesenian ini sudah bebas dipentaskan. Bahkan departemen pariwisata dan industri kreatif memberikan apresiasi yang baik.

     Saat ini, gerakan penari jaranan juga semakin bervariasi. Pakem yang ditetapkan oleh jaranan Wijaya Putra sebagai perintis adalah 24 gerakan, namun saat ini ada yang menggunakan 14 gerakan pakem Joyoboyo. Namun yang paling sedikit gerakannya adalah pakem gerakan ronggolawe yang hanya 5-6 gerakan saja. Ada pula jaranan buto yang merupakan variasi kesenian jaranan dari daerah Banyuwangi. Menikmati tontonan ini memang menngasyikkan, membuat kita bisa ikut bergoyang-goyang melihat gerakan penari yang lincah dan memutar-mutar kuda kepang tersebut. Dengan alunan musik yang rancak ditambah aksesori pakaian penari yang indah, ditambah dengan pecut yang sering dihentakkan dan menimbulkan bunyi-bunyian.

Pada perkembangan selanjutnya, tari Jaranan ini masih tetap hidup dan dilestarikan di beberapa daerah di Jawa Timur. Salah satunya adalah kabupaten Kediri yang menjadikan Tari Jaranan ini sebagai icon kebanggan mereka. Tarian ini masih dilestarikan dan dikembangkan oleh beberapa sanggar seni yang ada disana. Setiap sanggar memiliki ciri khas dan pakem tersendiri dalam penampilannya, hal ini lah yang menjadikan Tari Jaranan ini kaya akan nilai seni. Tari Jaranan ini juga selalu tampil memeriahkan berbagai acara seperti pernikahan, sunatan, penyambutan tamu besar, festival budaya dan lain – lain. Kecintaan masyarakat terhadap kesenian ini yang membuat kesenian ini tetap hidup sampai sekarang.

Pertunjukan Kesenian Jaranan.

 Dalam pertunjukannya, Tari Jaranan ini dilakukan oleh sekelompok penari dengan pakaian prajurit dan menunggangi kuda kepang. Sambil menunggangi kuda tersebut mereka menari dengan gerakan yang dinamis dan selaras dengan music pengiringnya. Selain menari mereka juga memainkan kuda kepang dengan gerakan yang variatif. Dalam pertunjukan Tari Jaranan ini juga diiringi oleh berbagai music gamelan seperti kenong, kendang, gong dan lain - lain. Dalam pertunjukan Tari Jaranan ini sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritualnya. Sehingga tidak jarang pada saat pertunjukan para penari mengalami trance atau kesurupan. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat jawa pada jaman dahulu akan roh – roh para leluhur. Sehingga masyarakat menjadikan Tari Jaranan ini sebagai alat komunikasi dengan leluhur mereka. 

Dalam Tari Jaranan ini juga terdapat seorang pawang atau yang sering di sebut dengan Gambuh. Gambuh disini bertugas untuk melakukan ritual, berkomunikasi dengan leluhur dan menyembuhkan penari yang kesurupan. Pada saat pertunjukan, sang gambuh membacakan mantra dan memanggil roh leluhur untuk memasuki raga sang penari. Setelah roh tersebut masuk ke raga sang penari maka penari akan menari tanpa sadarkan diri, karena raga sang penari sudah dikendalikan oleh roh yang memasukinya. Mereka akan menari sambil melakukan berbagai atraksi seperti makan kembang, makan pecahan kaca dan lain - lain. Tanpa merasa sakit mereka melakukan atraksi sambil menari didampingi sang Gambuh. Hal ini lah yang menjadi keunikan dari jaranan. Selain sebagai acara hiburan, tarian ini juga sebagai ritual dan penghormatan terhadap leluhur mereka.

Lagu Jaranan.
Jaranan adalah lagu daerah dari Jawa Tengah, Indonesia

Lirik 
Jaranan, jaranan jarané jaran Tèji
Sing numpak Mas Ngabèhi, sing ngiring para abdi
Jrèk jrèk nong, jrèk jrèk gung jrèk è jrèk turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedhèr
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedhèr.

Karya : Ki Hadi Sukatno





Diambil_dari_vidio_Jaranan_Nogo_Pertolo

Jangan lupa kunjungi sejarahnusantara17.blogspot.com
SEMOGA BERMANFAAT

Minggu, 21 Januari 2018

Sejarah ponorogo


     

      Assalamualaikum wr.wb.
   Ini sejarah kota PONOROGO 1496 Masehi



*SEJARAH SINGKAT PONOROGO*
Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa TimurIndonesia. Kabupaten ini terletak di koordinat 111° 17’ – 111° 52’ BT dan 7° 49’ – 8° 20’ LS dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km². Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah atau lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo adalah 855.281 jiwa.
Hari jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11 Agustus 1496Bathara Katong diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo. Pada tahun 1837Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944 hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16 kali.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak.
Setiap tahun pada bulan Suro (Muharram), Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu rangkaian acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro. Pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni dan tradisi, di antaranya Festival Reog NasionalPawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.

            Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker. Pada saat itu Wengker dipimpin oleh Suryo Ngalam yang dikenal sebagai Ki Ageng Kutu. Raden Katong lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala berupa sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam Batara Katong dan juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa gambar manusia yang bersemedi, pohon, burung garuda dan gajah. Candrasengkala memet ini menunjukkan angka tahun 1418 Saka atau tahun 1496 M. Sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu hari Minggu Pon, tanggal 1 Besar 1418 Saka bertepatan tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya melalui seminar Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang diselenggarakan pada tanggal 30 April 1996 maka penetapan tanggal 11 Agustus sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo telah mendapat persetujuan DPRD Kabupaten Ponorogo.
Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.

SEMOGA BERMANFAAT,dan jangan lupa kunjungi

Rabu, 17 Januari 2018

Sejarah PN GASMI






       Assalamualaikum wr.wb.



Kisah sejarah Pagar Nusa GASMI



[ Dari mbah manaf turun ke gus maksum ]

Sahabatrakyatindonesia - Sebelum aliran pencak silat GASMI mulai tenar di-Era Gus Maksum dipertengahan tahun 60-an , jauh sebelum itu aliran pencak silat Gasmi ini telah ada dan juga berkembang di-Eranya Kh. Manaf Abdul Karim , yaitu kakek dari Gus maksum jauhari.

Berdasarkan beberapa sumber informasi dari beberapa sesepuh Pagar Nusa khususnya yang beralian GASMI dan beberapa artikel di internet yang sempat beberapa kali saya baca mengenai sejarah tentang pencak silat GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) Awal mulanya didirikan oleh seorang kiyai asal magelang-jawa tengah beliau adalah Kh.Manaf Abdul Karim yang tak lain adalah kakek dari Kh.Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum Jauhari).

Kisah awal mula berdiri Gasmi


Diawali dari fakta maraknya
aksi kekerasan dan tindak kejahatan pada Era Penjajahan bangsa asing dan kolonial belanda dinusantara yang mana mereka betujuan untuk menguasai rempah-dan seluruh kekayaan bangsa indonesia kala itu,
foto.pagarnusa.gasmi.joresan

Banyak sekali faham Pro-kontra baik itu dari kalangan umum , maupun ulama , bersamaan dengan pemberontakan penduduk pribumi atas kekuasaan semena-mena yang dilakukan bangsa asing inilah akhirnya muncul seorang tokoh ulama ternama dari jawa tengah Kh. Manaf Abdul Karim dengan mendirikan pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan pencak silat yang diajarkan ke para santri bersamaan dengan ilmu agama dilingkungan pondok pesantren ,

Dengan tujuan menjaga dan memepertahankan warisan kebudayaan bangsa sekaligus sebagai cikal bakal dan bekal  senjata perlawanan penjajah asing di seluruh nusantara kususnya diwilayah jawa timur - sekitarnya dengan cara memakai dalih pengalihan menggunakan metode dakwah ke-agamaan.

karena ini merupakan cara terbaik untuk melakukan perlawanan dan mempertahankan harga diri bangsa-indonesia.



Jangan lupa kunjungi sejarahnusantara17.blogspot.com
SEMOGA BERMANFAAT

Latar belakang lahirnya Nahdlotul Ulama'





             Assalamualaikum wr.wb
          Ini latar belakang berdirinya Nahdlotul Ulama'







Latar belakang lahirnya Nahdatul Ulama



     Terdapat tiga alasan yang melatarbelakangi lahirnya organisasi keagamaan Islam Nahdatul Ulama, dijelaskan sebagai berikut:

1. Motif agama

Nahdatul Ulama lahir atas dasar semangat dan untuk mempertahankan agama Allah yang diturunkan kepada nabi Muhamad Saw, serta upaya untuk meneruskan perjuangan Wali Sanga. Terlebih lagi Belanda dan Portugis tidak hanya menjajah Nusantara tetapi juga melakukan penyebaran agama Kristen- Katholik dengan sangat gencar. 

2. Motif nasionalisme

NU lahir karena niatan kuat untuk menyatukan para ulama dan tokoh-tokoh agama dalam melawan penjajahan. Semangat nasionalisme itu pun terlihat juga dari nama Nahdlatul Ulama itu sendiri yakni Kebangkitan Para Ulama. NU pimpinan Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sangat nasionalis. Sebelum RI merdeka, para pemuda di berbagai daerah mendirikan organisasi bersifat kedaerahan, seperti Jong Cilebes, Pemuda Betawi, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, dan sebagainya. Tapi, kiai-kiai NU justru mendirikan organisasi pemuda bersifat nasionalis. Pada 1924, para pemuda pesantren mendirikan Syubbanul Wathon (Pemuda Tanah Air). Organisasi pemuda itu kemudian menjadi Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) yang salah satu tokohnya adalah pemuda gagah, Muhammad Yusuf (KH. M. Yusuf Hasyim -Pak Ud). 

3. Motif mempertahankan faham Ahlussunnah wal Jama`ah

Nahdatul Ulama sejak berdirinya pada 31 Januari 1926 telah menyatakan diri sebagai organisasi islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama`ah, dengan mengikuti sistem bermadzab. Madzab dalam bidang tauhid atau akidah Ahlussunnah wal Jama`ah yang dianut Nahdatul Ulama adalah mengikuti Imam al- Asy`ari (Asy`ariyah)dan imam al- Maturidi (Maturidiyah). Madzab dalam bidang Fiqh/ syari`ah Ahlussunnah wal Jama`ah yang dianut Nahdatul Ulama adalah mengikuti salah satu dari madzab empat, yaitu madzab Hanafi, Maliki, Syafi`i, dan Hanbali. Madzab dalam bidang Tasawuf/ Akhlaq Ahlussunnah wal Jama`ah yang dianut Nahdatul Ulama adalah mengikuti Imam Junaid al- Baghdadi dan Imam al-Ghazali. Watak dan karakter NU sebagai organisasi mempunyai watak dan budaya (sosio- kultural), meliputi:

1. Al- Tawassuth, yang berarti petengahan atau moderat
2. Al- I`tidal, artinya berkeadilan
3. Al- Tawazun, artinya keseimbangan dan harmonis
4. Al- Tasamuh, artinya toleran


Jangan lupa kunjungi sejarahnusantara17.blogspot.com
SEMOGA BERMANFAAT

Sejarah singkat lahirnya NU



   
            Assalamualaikum wr.wb.
  Ini sejarah singkat lahirnya Nahdlotul Ulama' 1926



Sejarah singkat lahirnya NU

Sejarah berdirinya NU sangat erat kaitannya keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan “Kebangkitan Nasional“. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana. Setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, munculah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam prosespendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah (Surabaya asal Jombang), Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang) dan Kiai Cholil (Bangkalan).

  1. Kiai Wahab sebagai pencetus ide
  2. Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci, dan
  3. Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya.

Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan “Nahdlatul Fikri” (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar. 

Jangan lupa kunjungi sejarahnusantara17.blogspot.com
SEMOGA BERMANFAAT

Jaranan thek

       Assalamualaikum wr.wb.    Ini adalah sejarah seni jaranan thek Pengertian Kesenian Jaranan. Tari jaranan Tari jaran...